Bupati
Berau Kalimantan Timur, Makmur Hapka mengaku kecewa dengan proses
distribusi bahan bakar minyak di wilayahnya. Minimnya kesadaran dalam
pengawasan sehingga menyebabkan krisis BBM serta antrian kendaraan yang
bisa terjadi berhari hari.
“Saya sudah capek mengurusi masalah BBM di Berau,” kata kesal saat ditemui wartawan di rumah dinasnya, Minggu (5/2).
Makmur
mengatakan masing masing institusi belum maksimal menjalankan tugas
serta fungsinya dalam kaitan pengawasan penyaluran BBM. Dia mencontohkan
personil kepolisian yang tidak bersikap saat mendapati praktek
penimbunan premium dengan menggunakan fasilitas motor vespa yang mampu
menampun hingga 80 liter
“Polisinya diam saja meski dia berjaga di SPBU. Anak kecil saja tahu bahwa vespa itu modifikasi saja,” paparnya.
Vespa
modifikasi ini, menurut Makmsur terbilang unik tanpa dilengkapi mesin
ataupun fasilitas motor lainnya. Dalam tubuh vespa terdapat jerigen yang
mampu menampung hingga 80 liter premium maupun solar.
“Cuma di dorong saja usai mengisi BBM,” ungkapnya.
Petugas
SPBU, kata Makmur juga membiarkan saja praktek penimbunan BBM dengan
modus seperti itu. Terkesan sudah ada kerjasama antara oknum penimbun
BBM dengan petugas SPBU.
Pemerintah
Berau, menurut Makmur sesuai kewenangannya tidak bisa menindak praktek
penimbunan BBM di wilayahnya. Pemerintah daerah hanya berusaha agar
proses pengisian BBM tidak berdampak buruk terhadap kondusifitas kota.
“Kami menjaga SPBU tapi malah petugas Satpol PP dipukul penimbun BBM. Ya sudah, biarkan saja seperti itu,” sesalnya.
Krisis BBM di Berau sudah terjadi sejak Januari lalu dengan harga ecerannya Rp 10 ribu per botol. Antrian puluhan kendaraan bermotor terjadi di seluruh SPBU Berau hingga berhari hari.
“Kendraan itu antri baru dapat BBM dua hari paling cepat,” kata waga Berau, Suryanto .
Pada
2010 silam, kuota premium Kalimantan Timur sebanyak 468.013 KL dengan
rata rata konsumsi setiap bulannya 44.188 KL. Sedangkan kuota solar
subsidi sebanyak 171.984 KL dengan konsumsi perbulannya 17.959 KL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar